Politeknik Tempo Gelar Workshop Jurus Rahasia Public Speaking

Dosen Produksi Media Politeknik Tempo, Rizki Ayu Budipratiwi menyampaikan materi dalam lokakarya Public Speaking di Ruang Opini Politeknik Tempo, Jumat 12 September 2025. (Foto: Firman/Korste)

Politeknik Tempo menggelar lokakarya di Ruang Opini, lantai tujuh Gedung Tempo, Jumat, 12 September 2025. Workshop kali ini mengangkat tema Kata-Kata Bisa Bikin Jatuh Hati atau Jatuh Citra. Lokakarya yang bertujuan bertujuan memperkenalkan tips komunikasi efektif pada generasi muda ini dihadiri siswa serta guru dari SMA dan SMK sekitar Politeknik Tempo.

Alifia Muthiah Ramadhani, selaku MC sekaligus mahasiswi Politeknik Tempo membuka acara dengan mengajak para peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Politeknik Tempo. Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Direktur Politeknik Tempo, Shalfi Andri, yang menjelaskan profil singkat Politeknik Tempo.

Di era digital saat ini, penggunaan media sosial sudah merupakan hal lumrah. Oleh karena itu, kita tidak bisa sembarang memilih perkataan dalam berbicara di depan umum. Jea Amelia Isnuraini, selaku narasumber pertama sekaligus mahasiswi Politeknik Tempo memulai materi dengan salah satu perkataan Mahatma Gandhi “Perubahan tidak akan terjadi sebelum terjadi di dalam diri anda.”

Mahasiswi Prodi Produksi Media tersebut juga memperkenalkan kendala yang umumnya terjadi saat berbicara di depan umum. Kendala itu di antaranya ada demam panggung, overthinking, kurang percaya diri, dan takut mencoba. Menurut Jea, “Tidak ada kata terlambat karena latihan dan konsisten merupakan kunci dari berbicara di depan umum.” Ia juga menambahkan bahwa kita harus mengenali diri sendiri terlebih dahulu dan melakukan evaluasi kemudian, sehingga kita bisa berkembang di kemudian hari.

Sesi kedua dilanjutkan oleh Rizki Ayu Budipratiwi, salah satu dosen Prodi Produksi Media Politeknik Tempo. Ia memulai dengan mengajak diskusi peserta mengenai pentingnya public speaking. Menurut dia, dengan skill komunikasi yang tepat, maka audiens dapat merespons kita secara positif.

Kemudian dosen komunikasi tersebut memaparkan beberapa fun fact seputar komunikasi disertai implementasi dalam dunia kita sehari-hari. Menurutnya pemilihan kata serta intonasi dapat mempengaruhi bagaimana masyarakat mempengaruhi persepsi mereka terhadap kita. Rizki juga memaparkan kesalahan umum dalam berbicara di depan umum. Menurutnya kata-kata dapat menjadi kacamata audiens dalam melihat diri kita. Dengan pemilihan kata yang tepat, nama baik kita dapat terselamatkan bahkan di situasi rentan.

Menurutnya jika ingin dipahami orang lain, maka kita harus empati terhadap kondisi lawan bicara kita terlebih dahulu. Kita juga harus percaya diri dengan informasi yang ingin disampaikan sebelum meyakinkan lawan bicara.

Setelah penyampaian materi, Rizki mengajak para peserta berlatih membaca naskah moderator. Nampak beberapa siswa antusias berpartisipasi. Dosen Politeknik Tempo tersebut juga mengajak kita berlatih tongue twister, intonasi, dan pernafasan.

Setelah materi selesai, salah satu peserta, Ezra, siswa SMK Telkom bertanya “Apakah penggunaan jeda seperti Steve Jobs selama public speaking boleh dilakukan”.

Rizki menjawab, “Itu digunakan untuk meminimalisir filler atau memilih kata yang mudah dipahami audiens. Karena tidak ada formula yang benar-benar sesuai untuk tiap orang.”

Materi ditutup dengan kutipan “Bukan apa yang mau kita ucapkan, tapi apa yang mau didengar audiens.” Setelah acara selesai seluruh peserta dan narasumber melakukan foto bersama.

ABDUL MALIK HANIF IBRAHIM

share it
Facebook
Twitter
LinkedIn
Reddit

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *