WhatsApp Image 2024-04-16 at 15.51.35 (2)

Politeknik Tempo Gelar Kuliah Umum “Personal Branding”

Wakil Direktur Politeknik Tempo M. Nur Hidayat memberikan kenang-kenangan kepada Temi Budi Satria setelah kuliah umum Personal Branding Persona di ruang Opini Politeknik Tempo, Selasa 11 Juni 2024. (FOTO: Layla Eva Kalyana).

Oleh: LAYLA EVA KALYANA / ELIN SRI HANDAYANI

Politeknik Tempo, Jakarta – Dalam rangka meningkatkan pengetahuan akan personal branding dan menemukan persona diri, Politeknik Tempo mengadakan kuliah umum yang berjudul “Personal Branding Content Creator Temukan Persona Kalian” yang disampaikan oleh Temi Budi Satria, Creative & Branding Consultant. Kuliah umum yang dimulai pukul 10.00 dan dihadiri oleh mahasiswa dari Program Studi, Produksi Media, Desain Media, dan Manajemen Pemasaran Internasional ini bertempat di ruang Opini, Lt 7 Gedung Tempo, Palmerah, Jakarta Barat.

Temi mengawali pemaparan materi dengan pertanyaan, “Apakah personal branding itu penting?”. Pertanyaan ini disambut dengan pendapat mahasiswa Politeknik Tempo, Hilmi dan Rizqy. Mereka memberikan pendapat tentang apa itu personal branding. “Persepsi masyarakat terhadap diri kita,” Hilmi menjawab.

Temi menjelaskan pentingnya menjadi diri sendiri untuk menciptakan personal branding bagi para content creator. Hal ini karena semua itu dapat dilihat orang lain, apa yang sebenarnya menarik dari dalam diri.

“Sebagai contoh, Hilmi dan Rizqy adalah seorang barista. Kopi yang Hilmi jual tidak lebih enak dari punya Rizqy, namun Hilmi punya branding diri yang lebih baik sehingga orang-orang lebih suka beli di Hilmi. Oleh karena itu, penting memahami personal branding,” Temi menjelaskan. Contoh sederhana tersebut membuat animo pada sesi tanya jawab meningkat dan mahasiswa terlihat begitu antusias.

Seperti Maysha, mahasiswi Desain Media yang berulang kali mengajukan pertanyaan. “Bagaimana sih mengurangi rasa jenuh bikin konten? Dan bagaimana cara membuat konten yang menarik?” ucap dia.

Pertanyaan Maysha dijawab dengan semangat oleh Temi.  “Ada dua cara, pertama set analisa creative, yang mana cek engagement kemudian bikin sesuatu yang baru, bikin sesuatu yang lagi rame. Kedua, ngonten itu dibikin happy aja karena jadi content creator itu kerjanya becanda tapi gajinya serius,” jawab Temi.

Temi sendiri berkecimpung pada bidang audio visual sejak 1993. Seiring perkembangan zaman, ia lalu berfokus pada konten digital, TV, agensi, dan PH (Production House). Ia juga menuturkan, rasa bosan adalah cikal bakal dari kreativitas. Ketika seseorang merasa bosan, lahirlah sebuah ide untuk berkarya. Kreativitas seseorang tidak bisa ditandingi oleh teknologi. Temi menegaskan, selain kreatif, kunci penting untuk menjadi content creator adalah konsisten, konsisten, dan konsisten. Tidak hanya dalam membuat konten, namun konsisten juga perlu diterapkan dalam riset konten.

share it
Facebook
Twitter
LinkedIn
Reddit

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *