
Mahasiswa Produksi Media Politeknik Tempo Belajar Komunikasi dan Branding dari Tokio MarinePoliteknik Tempo, Jakarta — Politeknik Tempo kembali menggelar kuliah umum yang inspiratif dengan menghadirkan Ferawati Gondokusumo, Head of Marketing Communications & Corporate Branding Tokio Marine Insurance, Selasa 21 Oktober 2025. Kegiatan yang mengangkat tema “Communications & Branding in the Real World” ini menjadi bagian dari implementasi kerja sama antara Politeknik Tempo dan Tokio Marine dalam mendukung penguatan kompetensi mahasiswa di bidang komunikasi dan manajemen merek.
Kuliah umum ini diikuti oleh mahasiswa Program Studi Produksi Media angkatan 2023 dan 2024, di Ruang Opini Politeknik Tempo. Saat menyampaikan pengantar kuliah umum pada hari ini, Rosdiana, Ketua Program Studi Produksi Media, menyampaikan harapannya. “Melalui kegiatan ini, saya berharap mahasiswa dapat memahami bagaimana proses membangun merek dan strategi komunikasi perusahaan diterapkan dalam dunia kerja sehari-hari,” ujar Rosdiana.Dalam sesi pemaparan, mahasiswa mendapat pemahaman tentang pentingnya storytelling dalam membangun keterlibatan konsumen dan citra merek. Fera menjelaskan bahwa melalui cerita, sebuah brand tidak hanya menyampaikan pesan, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya di benak konsumen. Kepercayaan inilah yang kemudian membangun loyalitas, menciptakan kedekatan emosional, serta menjadi pembeda utama antara satu produk dengan produk lainnya di pasar.
Dalam sesi tanya jawab, Aisha Jingga Kinaya dari Program Studi Produksi Media angkatan 2024 mengajukan pertanyaan mengenai strategi perusahaan dalam bertahan di masa pandemi COVID-19. Fera menjelaskan bahwa situasi pandemi justru menjadi momen refleksi penting bagi banyak orang untuk menyadari betapa pentingnya memiliki perlindungan, setidaknya dalam bentuk asuransi dasar seperti BPJS. Ia juga menceritakan bagaimana pandemi memaksa perusahaan untuk beradaptasi secara cepat menuju sistem digital. “Sebelumnya kami punya banyak agenda yang biasanya dilakukan secara tatap muka, tapi semuanya berubah total jadi online. Untungnya, dari sisi efisiensi biaya dan jangkauan audiens, ternyata cukup efektif juga,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa setiap perubahan tentu membawa sisi positif dan negatif, namun yang terpenting adalah bagaimana perusahaan mampu bangkit dan beradaptasi. “Kami di Tokio Marine merasa cukup beruntung karena bisa tetap menjalankan pekerjaan dari rumah dan menjaga produktivitas tanpa harus ke kantor setiap hari,” tambahnya.
Setelah pemaparan materi dan sesi tanya jawab, mahasiswa dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk mengerjakan studi kasus yang diberikan. Setiap kelompok diminta membuat dan mempresentasikan satu konsep storytelling campaign untuk sebuah perusahaan asuransi jiwa yang ingin menjangkau generasi Z.Presentasi berlangsung—setiap kelompok menampilkan pendekatan berbeda. Fera menilai bahwa ide-ide yang muncul menunjukkan pemahaman yang baik tentang bagaimana storytelling dapat menjadi jembatan antara brand dan kepercayaan publik.
Siti Nur Azzara